Archive for November 2022

 


Pengertian dan Ciri-ciri Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif – Kalimat merupakan satuan bahasa yang berbentuk kata atau suatu rangkaian kata yang dapat menyatakan arti yang lengkap dan dapat berdiri sendiri. Selain itu, kalimat juga dapat diartikan sebagai satuan bahasa paling terkecil yang menyatakan isi pikiran yang disampaikan dengan cara tertulis atau lisan. Ketika diungkapkan dengan cara lisan, kalimat dapat di sampai dengan keras atau lembut, suara yang naik atau turun, dan lain sebagainya.

Sedangkan jika diungkapkan secara tertulis, kalimat disampaikan dalam bentuk tulisan latin, menggunakan huruf kapital, dan menggunakan titik di bagian akhir. Berdasarkan hubungan antara subjek, predikat, dan nilai arti, kalimat digolongkan menjadi dua yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif.

Kalimat aktif dan pasif berlaku untuk semua bahasa di dunia yang digunakan oleh semua orang di belahan dunia manapun termasuk Indonesia. Keberadaan kalimat penting adanya mengingat fungsinya sebagai pembangun struktur arti bahasa secara lebih lengkap. Kamu dapat menemukan kalimat ketika kamu membaca tulisan entah itu dimuat dalam media cetak atau dalam media massa seperti internet atau media sosial. Dari banyaknya kalimat yang dibaca, kamu dapat menemukan mana yang termasuk kalimat aktif dan mana yang termasuk kalimat pasif. Lalu bagaimana definisi dari kalimat aktif dan kalimat pasif serta bagaimana penggolongan keduanya dalam tata bahasa Indonesia? Berikut penjelasann

Pengertian Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Sebelum mengenal lebih jauh mengenai kalimat aktif dan kalimat pasif dalam tata bahasa Indonesia, apa pengertian dari keduanya? Kalimat aktif dapat diartikan sebagai kalimat yang subjeknya melakukan aktivitas atau tindakan dan menggunakan kata kerja tertentu dalam aktivitas atau tindaknnya tersebut. Kalimat ini sangat mudah untuk dipahami karena sebagian besar dapat ditemukan dalam teks bacaan yang sehari-hari dinikmati.

Keberadaannya sangat berguna mengingat kalimat ini dapat menyampaikan pesan atau informasi dengan lebih jelas dan lebih tepat kepada penerimanya. Disebut sebagai kalimat aktif karena subjek dalam kalimat ini hanya dapat melakukan sesuatu terhadap objek karena adanya sebuah perantara.

Kalimat aktif berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik sedang atau telah melakukan sesuatu. Keberadaan subjek, predikat, dan biasanya ditambahkan dengan keterangan menjadi hal yang ditekankan dalam penggunaannya dalam percakapan atau dalam tulisan. Kalimat ini perlu dimaksimalkan dalam penggunaannya terutama bagi yang sedang belajar atau mendalami bahasa Indonesia, baik itu penulisan atau penyampaiannya.

Sedangkan kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya mendapatkan perlakuan, tindakan, atau pemberian kata kerja tertentu dalam aktivitas atau tindakannya. Dengan kata lain, kalimat pasif menunjukkan bahwa subjek merupakan bagian yang menjadi tujuan dari adanya suatu tindakan yang sedang atau telah dilakukan. Dalam struktur kalimat pasif, maka subjek menjadi bagian yang dikenakan suatu tindakan atau aktivitas. Subjek dalam kalimat pasif tidak berposisi sebagai pelaku, melainkan peran pelaku dipegang oleh objek.

Pada dasarnya, kedua kalimat bertolak belakang dalam penggunaannya. Namun, keduanya memiliki hubungan dimana kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif dan sebaliknya. Sebuah kalimat pasif juga dapat diubah menjadi kalimat pasif. Baik kalimat aktif dan kalimat pasif, keduanya sama-sama saling terhubung satu sama lain.

Ciri-ciri Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Kalimat aktif dan kalimat pasif memiliki ciri-ciri yang berbeda untuk beberapa penggunaannya secara tulisan atau lisan. Ciri-ciri kalimat aktif yaitu sebagai berikut.

1. Imbuhan Me- atau Ber- pada Predikat

Imbuhan me- atau ber- dalam kalimat aktif memiliki peranan yang penting karena dapat membedakannya dengan kalimat yang lainnya termasuk kalimat pasif. Imbuhan ini terletak pada predikat kalimat yang menjelaskan atau menerangkan suatu tindakan yang dilakukan oleh subjek. Predikat dalam kalimat aktif merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh subjek. Adanya imbuhan membuat predikat berubah menjadi kata kerja aus. Maksud dari kata kerja aus adalah kata yang tidak memerlukan imbuhan karena jika diberi imbuhan maka akan menjadi ambigu dan maknanya tidak ada.

Imbuhan pada predikat juga membuat kalimat yang akan disampaikan akan menjadi tidak jelas dan tidak sesuai dengan tujuan yang akan disampaikan. Beberapa kata kerja diantaranya yaitu makan, tidur, mandi, pulang, dan sebagainya. Kata-kata tersebut jika diberi imbuhan, maka maknanya akan berbeda sangat jauh. Apabila menemukan kata aus dalam sebuah kalimat atau dalam rangkaian kalimat, hampir bisa dipastikan itu merupakan kalimat aktiv

2. Subjek Melakukan Tindakan Secara Langsung

Kalimat aktif menunjukkan bahwa subjek sedang atau telah melakukan tindakan langsung yang memberikan kemudahan bagi pembaca karena dapat memahami maksud dari penulis. Dengan hal tersebut, makna yang terkadang dalam tulisan penulis dapat lebih sempurna disampaikan kepada penerima sehingga dapat mengurangi perbedaan persepsi.

3. Memiliki Pola SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan) atau SPK (Subjek-Predikat-Keterangan)

Pola subjek diikuti predikat dan objek ditambah dengan keterangan mungkin tidak asing untuk dikenal karena materi ini dipelajari dalam bahasa Indonesia. Dalam menulis atau menyampaikan kalimat aktif, tata urutan pola tersebut harus diikuti agar dapat memberikan informasi yang jelas dan benar. Kalimat aktif dapat berupa SPOK atau juga berupa SPK, tergantung bagaimana cara penulis atau penyampaian ingin menyampaikan dalam kalimat tertentu.

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengidentifikasi keberadaan kalimat pasif yaitu sebagai berikut:

1. Imbuhan ter-, di-, ter- an, ter- ke- an pada Predikat

Kata imbuhan dalam kalimat pasif menunjukkan subjek dalam kalimat tersebut berperan sebagai pihak yang dikenai pekerjaan atau berperan sebagai korban. Jika imbuhan di atas dalam predikat ditemui pada suatu kalimat, maka kalimat tersebut termasuk dalam kalimat pasif.

2. Subjek Tidak Melakukan Tindakan Secara Langsung

Jika dalam kalimat aktif subjek merupakan pihak yang melakukan tindakan secara langsung, lain halnya dengan kalimat pasif. Di dalam kalimat ini, subjeknya berubah menjadi pihak yang dikenakan suatu tindakan. Posisi subjek dalam kalimat pasif merupakan objek dalam kalimat aktif dan sebaliknya.

3. Memiliki Kata Ganti yang Dapat Menunjukkan Suatu Kepunyaan

Kata ganti yang menunjukkan kepunyaan baik itu orang pertama, kedua, atau ketiga disebut dengan pronomina persona. Dalam pembentukan suatu kalimat, pronomina persona bisa bergabung dengan subjek atau objek dan predikat dengan objek. Apabila pronomina persona bergabung dengan predikat dan objek, maka bisa dipastikan kalimat tersebut termasuk dalam kalimat pasif. Selain itu, pada bagian objek biasanya ditandai dengan adanya kata “oleh” atau “dengan”, namun hal ini tidak begitu berpengaruh. Sebab, ada tidaknya kata tersebut tidak merubah makna dari kalimat pasif tersebut.

Jenis-Jenis Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Dalam susunannya, kalimat aktif dapat dibedakan menjadi empat yaitu transitif, intransitif, semitransitif, dan dwitransitif.

1. Kalimat Aktif Transitif

Kalimat ini merupakan kalimat yang memerlukan objek dalam susunan kalimatnya agar dapat melengkapi rangkaiannya. Dalam penggunaannya, transitif dapat diubah menjadi pasif dengan cara mengubah kata kerjanya menjadi bentuk pasif dengan imbuhan. Selain itu, untuk mengubahnya menjadi pasif maka posisi subjek dengan objek harus ditukar agar susunannya menjadi lebih tepat. Susunan kalimatnya menjadi subjek-predikat-objek.

2

2. Subjek Tidak Melakukan Tindakan Secara Langsung

Jika dalam kalimat aktif subjek merupakan pihak yang melakukan tindakan secara langsung, lain halnya dengan kalimat pasif. Di dalam kalimat ini, subjeknya berubah menjadi pihak yang dikenakan suatu tindakan. Posisi subjek dalam kalimat pasif merupakan objek dalam kalimat aktif dan sebaliknya.


3. Memiliki Kata Ganti yang Dapat Menunjukkan Suatu Kepunyaan

Kata ganti yang menunjukkan kepunyaan baik itu orang pertama, kedua, atau ketiga disebut dengan pronomina persona. Dalam pembentukan suatu kalimat, pronomina persona bisa bergabung dengan subjek atau objek dan predikat dengan objek. Apabila pronomina persona bergabung dengan predikat dan objek, maka bisa dipastikan kalimat tersebut termasuk dalam kalimat pasif. Selain itu, pada bagian objek biasanya ditandai dengan adanya kata “oleh” atau “dengan”, namun hal ini tidak begitu berpengaruh. Sebab, ada tidaknya kata tersebut tidak merubah makna dari kalimat pasif tersebut.

2. Kalimat Pasif Intransitif

3. Kalimat Pasif Tindakan

4. Kalimat Pasif Keadaan

Perbedaan Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif

1. Kalimat Aktif Transitif

2. Kalimat Aktif Intransitif

3. Kalimat Aktif Semitransitif

5. Kalimat Aktif Dwitransitif

1. Kalimat Pasif Transitif

2. Kalimat Pasif Intransitif

3. Kalimat Pasif Tindakan

4. Kalimat Pasif Keadaan2. Kalimat Pasif Intransitif

3. Kalimat Pasif Tindakan

4. Kalimat Pasif Keadaan

Perbedaan Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif

1. Kalimat Aktif Transitif

2. Kalimat Aktif Intransitif

3. Kalimat Aktif Semitransitif

5. Kalimat Aktif Dwitransitif

1. Kalimat Pasif Transitif

2. Kalimat Pasif Intransitif

3. Kalimat Pasif Tindakan

4. Kalimat Pasif Keadaan



Kalimat Aktif dan Pasif

 Pengertian Kekongruenan Kongruen adalah ketika dua buah bangun datar memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Kekongruenan dalam matematika dilambangkan dengan pemakaian simbol notasi ≅. Perhatikan contoh gambar di bawah ini: 

1. Dua Bangun Datar yang Kongruen Gambar bangun segi banyak di atas merupakan kongruen. Kedua bangun di atas adalah bangun yang kongruen karena panjang KL = PQ, panjang LM = QR, panjang MN = RS, dan panjang NK = SP. Oleh sebab itu, bangun KLMN kongruen dengan bangun PQRS karena memiliki bentuk dan ukuran yang sama. 

2. Dua Segitiga yang Kongruen Secara geometris, dua segitiga dikatakan kongruen ketika dua buah bangun segitiga dapat saling menutupi dengan tepat. Sifat kedua bangun segitiga kongruen tersebut antara lain: Sudut yang bersesuaian sama besar. Pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang. Dua segitiga bisa disebut sebagai kongruen manakala bisa memenuhi syarat berikut: a. Tiga Sisi yang Bersesuaian Sama Besar (Sisi, Sisi, Sisi) Menurut gambar segitiga ABC serta segitiga PQR, diketahui keduanya memiliki panjang AB = PQ, panjang AC = PR, dan panjang BC = QR. b. Sudut dan Dua Sisi yang Bersesuaian Sama Besar (Sisi, Sudut, Sisi) Berdasar dari gambar bangun segitiga ABC dan segitiga PQR, dimengerti bahwa kedua bangun memiliki sisi AB = PQ, ∠B = ∠Q, dan sisi BC = QR. c. Satu Sisi Apit dan Dua Sudut yang Bersesuaian Sama Besar (Sudut, Sisi, Sudut) Dilihat dari gambar bangun segitiga ABC dan segitiga PQR, dimengerti jika, ∠A = ∠P, sisi AC = PR, dan ∠Q = ∠R. Dua bangun yang sama persis disebut sebagai kongruen. Dalam konteks bangun datar, dua buah bangun datar bisa disebut kongruen apabila memenuhi dua syarat, berikut: Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang

Pengertian Kesebangunan Kesebangunan merupakan kondisi ketika dua bangun datar memiliki sudut-sudut yang sama besarnya. Selain sudut, panjang sisi sudutnya juga bersesuai dengan perbandingan yang sama.

Itu artinya, kesebangunan adalah kondisi ketika dua buah bangun memiliki sudut dan panjang sisi yang sama. Dalam penulisannya, kesebangunan umumnya dilambangkan dengan simbol notasi ≈. Perhatikan contoh gambar di bawah ini: Dua Bangun Datar yang Sebangun Kedua bangun tersebut adalah dua bangun yang sebangun dengan beberapa sifat yang sama seperti yang dijelaskan di bawah ini: 1. Pasangan sisi-sisinya yang bersesuaian mempunyai perbandingan nilai yang sama. Berikut penjelasannya: AD dan EH, memiliki perbandingan AD : EH = 8 : 4 AB dan EF, memiliki perbandingan AB : EF = 12 : 6 BC dan FG, memiliki perbandingan BC : FG = 8 : 4 CD dan GH, memiliki perbandingan CD : GH = 12 : 6 Sehingga dapat disimpulkan bahwa AD/EH = AB/EF = BC/FG= CD/GH menurut uraian di atas. 2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar ∠A = ∠E; ∠B = ∠F; ∠C = ∠G; ∠D = ∠H Jika berbicara bangun datar, selain perbandingan yang memiliki panjang sama, supaya dapat dikatakan sebangun, dua bangun datar tersebut harus memenuhi dua syarat berikut: Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama

Perbedaan Kesebangunan dan Kekongruenan Apa perbedaan antara kesebangunan dan kekongruenan? Hal dasar yang membedakan kongruen dan sebangun adalah: Bangun dikatakan kongruen jika sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. Bangun dikatakan sebangun apabila perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, seluruh bangun yang kongruen sudah pasti sebangun juga. Namun, dua bangun yang sebangun belum tentu kongruen.


Kongruenan dan Kesebangunan

 Pengertian Seni Rupa

Melansir dari buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa (2015) oleh Sofyan Salam, dan kawan-kawan, seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.


Corak dari seni rupa ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.


Secara garis besar, terjemahan dari seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art ini menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni.


Atas dasar ini, kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam pembahasan visual arts.


Bedanya dengan jenis seni lain, seni rupa ini menjadi karya yang selalu menonjolkan nilai-nilai estetika atau keindahan. Dalam konteks ini, seni rupa berfungsi sebagai medium untuk memperindah suatu objek atau tempat.


Secara praktis, seni rupa memang untuk menunjukkan sisi keindahan. Akan tetapi, seni rupa ini juga sangat berpengaruh pada cara menikmati, mengolah, dan menilai suatu karya.

Unsur-Unsur Seni Rupa

Adapun beberapa unsur dalam seni rupa, yaitu:



1. Garis


Garis merupakan unsur mendasar dan unsur paling penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Perwujudan karya seni rupa pada umumnya diawali dengan coretan garis sebagai rancangannya.


Garis memiliki 2 dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus, seperti pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya.


2. Raut


Raut adalah tampak dari potongan atau bentuk dari suatu objek. Di mana raut dapat terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk bidang.


Kemudian, raut juga dapat berarti perwujudan dari sebuah objek atau sering disebut bidang atau bangun.


Bidang atau bangun, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda, baik benda alami maupun buatan.


Di lain sisi, bidang dapat berupa bangun beraturan seperti lingkaran, segi empat segi tiga atau tidak beraturan. Selain berupa bangun, benda juga memiliki bentuk plastis.


3. Ruang


Ruang menjadi unsur dari sebuah karya seni rupa yang menunjukkan dimensi dari karya seni rupa tersebut. Artinya, ruang dua dimensi hanya menunjukkan ukuran atau dimensi panjang dan lebar. Sedangkan ruang pada karya seni rupa berbentuk tiga dimensi, karena adanya volume yang memberikan kesan yang mendalam.


4. Tekstur


Unsur tekstur atau sering kali disebut barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan. Taktil artinya dapat diraba atau yang berkaitan dengan indra peraba.


Di samping itu, tekstur juga dapat dimaknai sebagai penggambaran struktur permukaan suatu objek baik halus maupun kasar.


5. Warna


Warna adalah unsur yang pada dasarnya merupakan kesan dan ditimbulkan akibat pantulan cahaya yang mengenai permukaan suatu benda.


Dalam karya seni rupa, warna dapat berwujud seperti garis, bidang, ruang, dan nada gelap terang.

Contoh Seni Rupa di Indonesia

Untuk mengetahui contoh seni rupa yang ada di Indonesia, berikut ini beberapa daftarnya.



1. Seni patung yang ada di daerah Papua dan Sumatra Utara


2. Seni ukir yang ada di daerah Toraja


3. Batik yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta


4. Kain tenun dari daerah Sumba


5. Anyaman dari daerah Banyuwangi dan Jawa Tengah



Nah, itulah pengertian seni rupa beserta unsur dan contohnya di Indonesia. 

Seni Rupa

 

Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi

Perubahan sosial adalah bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Berikut bentuk perubahan sosial budaya : 

Perubahan sosial lambat/evolusi adalah perubahan  sosial  yang  memerlukan waktu lama dan diikuti oleh rentetan perubahan kecil yang terjadi secara lambat.  Revolusi adalah perubahan sosial yang berlangsung dalam waktu yang cepat dan hal-hal mendasar dalam masyarakat ikut mengalami perubahan. 

Akibat dari Revolusi industri : Proses mekanisasi dalam usaha industri, Perdagangan makin berkembang, Transportasi lancar, Berkembangnya urbanisasi dan Terjadinya kesenjangan sosial. 

Perubahan yang pengaruhnya kecil   artinya perubahan tersebut hanya dianut oleh sebagian kecil orang yang menyukainya saja sehingga perubahan ini tidak membawa pengaruh berarti bagi sebagian besar masyarakat. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang membawa perubahan dalam sendi-sendi kehidupan dalam suatu masyarakat. 

Industrialisasi merupakan proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem mata pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan yang direncanakan (planned change) merupakan perubahan yang memang diinginkan dan dikehendaki oleh masyarakat atau pihak yang menginginkan perubahan. 

Perubahan sosial budaya yang tidak direncanakan (unplanned change) adalah perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat, contohnya Bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir dan sebagainya akan membawa perubahan bagi masyarakat yang mengalaminya. 

Faktor penyebab perubahan sosial budaya :

Kepadatan penduduk Indonesia tidak merata. Pulau Jawa merupakan pulau yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi, karena Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian negara, sehingga banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini. 


Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi

  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Berikut ini rangkuman materi IPS untuk kelas 9 yang disusun dari buku paket BSE K13. Pada bab 1 ini akan membahas tentang Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi.

Bab 2 Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi

Perubahan sosial adalah bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Berikut bentuk perubahan sosial budaya : 

Perubahan sosial lambat/evolusi adalah perubahan  sosial  yang  memerlukan waktu lama dan diikuti oleh rentetan perubahan kecil yang terjadi secara lambat.  Revolusi adalah perubahan sosial yang berlangsung dalam waktu yang cepat dan hal-hal mendasar dalam masyarakat ikut mengalami perubahan. 

Akibat dari Revolusi industri : Proses mekanisasi dalam usaha industri, Perdagangan makin berkembang, Transportasi lancar, Berkembangnya urbanisasi dan Terjadinya kesenjangan sosial. 

Perubahan yang pengaruhnya kecil   artinya perubahan tersebut hanya dianut oleh sebagian kecil orang yang menyukainya saja sehingga perubahan ini tidak membawa pengaruh berarti bagi sebagian besar masyarakat. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang membawa perubahan dalam sendi-sendi kehidupan dalam suatu masyarakat. 

Industrialisasi merupakan proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem mata pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan yang direncanakan (planned change) merupakan perubahan yang memang diinginkan dan dikehendaki oleh masyarakat atau pihak yang menginginkan perubahan. 

Perubahan sosial budaya yang tidak direncanakan (unplanned change) adalah perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat, contohnya Bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir dan sebagainya akan membawa perubahan bagi masyarakat yang mengalaminya. 

Faktor penyebab perubahan sosial budaya :

Kepadatan penduduk Indonesia tidak merata. Pulau Jawa merupakan pulau yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi, karena Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian negara, sehingga banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini. 

Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak permasalahan yang dihadapi suatu daerah, misalnya suatu kota mengalami peningkatan yang besar karena urbanisasi. Pertambahan ini mempengaruhi jumlah lahan yang ditempati, sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sehingga terjadi perubahan sosial budaya di kota tersebut. 

Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. 

Pengelolaan bonus ini dapat dilakukan dengan cara pemerintah menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. 

Penemuan baru membawa perubahan sosial budaya dalam kehidupan. Listrik ditemukan oleh Michael Faraday tahun 1821, dunia  mengalami  banyak  perubahan termasuk rangkaian penemuan sesudahnya. Kombinasi pengetahuan dan penemuan listrik banyak tercipta seperti alat penghasil tenaga listrik, alat yang dapat menyalurkan listrik seperti setrika, kompor, alat masak. 

Penemuan handphone dan internet adalah sebagian kecil dari penemuan baru atau pembaharuan. Penemuan dan pembaharuan tersebut menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, pola pikir, dan tindakan manusia. 

Pertentangan/konflik dapat terjadi antara individu dan individu, antarakelompok dan kelompok, atau antara individu dan kelompok. Penyebab terjadinya konflik yaitu adanya perbedaan kepentingan, pendapat, kebudayaan, atau antarindividu. 

Pemberontakan/revolusi menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya, contohnya ketika Indonesia mencapai kemerdekaannya pada  tanggal  17 Agustus  1945.  Dengan  proklamasi,  bangsa  Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah, dan telah mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. 

Lingkungan alam adalah lingkungan yang sudah ada tanpa harus dibuat oleh manusia. Lingkungan alam yaitu daratan (tanah), perairan dan udara. Alam mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan, pakaian, penghasil tanaman, dan sumber kesehatan serta keindahan. 

Perang membawa perubahan besar dan kecil dalam masyarakat yang terlibat perang, terutama masyarakat yang kalah perang. Bangsa yang menang perang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah perang. Indonesia pernah perang melawan Jepang dan Belanda. Meskipun Jepang menjajah Indonesia sekitar ±3,5 tahun (1942–1945). 

Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi

- Copyright © Pembelajaran Digital - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -